Perkembangan produksi dan mutu hortikultura diharapkan dapat terus meningkat sejalan dengan bertambahnya tuntutan masyarakat terhadap produk hortikultura. Dalam upaya meningkatkan secara optimal produksi, produktivitas, mutu dan daya saing produk hortikultura ke depan maka pengembangan hortikultura perlu difokuskan pada 6 (enam) pilar kegiatan utama, yaitu : (a) Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura, (b) Penerapan Manajemen Rantai Pasokan, (c), Penerapan Budidaya Pertanian yang Baik (Good Agriculture Practices/GAP) & Standard Operating Procedure (SOP) serta (d) Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura, dan (e) Pengembangan Kelembagaan Usaha, (f) Peningkatan Konsumsi dan ekspor. Ke enam kegiatan ini menjadi satu kesatuan yang saling terkait dan tergantung sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
Kawasan agribisnis hortikultura diharapkan sebagai fokus dan sasaran utama dalam rangka pengembangan hortikultura. Melalui pendekatan kawasan, karakteristik hortikultura yang spesifik dengan keragaman komoditas yang ada serta dengan nilai ekonomi yang tinggi dan waktu panen yang berbeda, secara utuh dalam suatu wilayah akan saling melengkapi dan merupakan potensi ekonomi yang dapat dijadikan sandaran dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Untuk meningkatkan daya saing produk kawasan tersebut, maka dalam kawasan tersebut perlu didukung oleh berbagai upaya, antara lain melalui penerapan GAP/SOP, pengembangan kelembagaan usaha, penataan rantai pasokan dan menarik para pemilik modal (swasta) agar mau menanamkan modalnya untuk berusaha di bidang hortikultura.
Untuk meningkatkan daya saing produk kawasan tersebut, maka dalam kawasan tersebut perlu didukung oleh berbagai upaya, antara lain melalui penerapan GAP/SOP, pengembangan kelembagaan usaha, penataan rantai pasokan dan menarik para pemilik modal (swasta) agar mau menanamkan modalnya untuk berusaha di bidang hortikultura.